welcome to dhie okslow blog

Selasa, 24 Mei 2011

MASALAH SOSIAL - SAMPAH

Posted by Dhie okslow on 19.36

Jakarta semakin padat penduduknya, pastinya kita semua tahu urusan itu. Secara kasat mata, kita bisa lihat faktanya, tidak perlu repot-repot pakai hitungan matematis ataupun data statistik. Sebagai akibat dari populasi yang meningkat, maka dampak secara sosial maupun ekonomis sangat terasa. Pun, dampak lingkungan setali tiga uang.
Pencemaran lingkungan di Jakarta termasuk tinggi dibandingkan dengan kota-kota besar lainnya di Indonesia. Sampah contoh kasus yang tiap hari kita rasakan. Produksi sampah di Jakarta begitu tingginya, hingga pernah terjadi sampah tak terangkut setelah lebaran. Pasalnya, transportasi pengangkut sampah yang tidak memadai, tenaga kerja yang juga sangat kurang, di samping terlalu banyaknya produksi sampah yang dibuang oleh warga Jakarta. Di sisi lain, tempat pembuangan akhir sampah yang juga menimbulkan banyak masalah bagi masyarakat sekitar, seperti bau yang tidak sedap, pencemaran air tanah, yang keduanya dapat menimbulkan berbagai macam penyakit dari mulai ISPA samapi penyakit kulit. Produksi sampah kota Jakarta mencapai 6.000 ton per hari. Produsen sampah kota tersebut, berdasarkan jenis serta persentasenya, antara lain sungai (2 %), pasar temporer (5,5 %), PD Pasar Jaya (7,5 %), industri (15 %), jalan dan taman (15 %), rumah tangga (58 %). Dari pengelompokan tersebut terlihat bahwa sebagian besar sampah kota berasal dari rumah tangga. Persentase sampah organik seperti sisa makanan, sayuran, buah-buahan, kertas, kayu mencapai 65,05 %. Sedangkan sampah non organik seperti plastik, styrofoam dan besi, sekitar 34,95 %. (hendra aquan/jakartagreenmonster.com)
Nah, mestinya sebagai warga jakarta kita harus sadar sepenuhnya, bahwa sampah merupakan masalah serius yang harus dicarikan solusinya secara baik, benar dan damai. Segala masalah tidak harus melulu di mulai dari kekerasan seperti kasus TPA di Bogor yang pada akhirnya merugikan semua pihak.
Produksi sampah kota Jakarta mencapai 6.000 ton per hari. Produsen sampah kota tersebut, berdasarkan jenis serta persentasenya, antara lain sungai (2 %), pasar temporer (5,5 %), PD Pasar Jaya (7,5 %), industri (15 %), jalan dan taman (15 %), rumah tangga (58 %). Dari pengelompokan tersebut terlihat bahwa sebagian besar sampah kota berasal dari rumah tangga. Persentase sampah organik seperti sisa makanan, sayuran, buah-buahan, kertas, kayu mencapai 65,05 %. Sedangkan sampah non organik seperti plastik, styrofoam dan besi, sekitar 34,95 %. (hendra aquan/jakartagreenmonster.com)
Nah, mestinya sebagai warga jakarta kita harus sadar sepenuhnya, bahwa sampah merupakan masalah serius yang harus dicarikan solusinya secara baik, benar dan damai. Segala masalah tidak harus melulu di mulai dari kekerasan seperti kasus TPA di Bogor yang pada akhirnya merugikan semua pihak.

I. Individual – kelompok
1. Apa yang kalian ketahui tentang sampah?
2. Apakah semua sampah merupakan barang yang tak berguna? Mengapa?
3. Jenis sampah diklasifikasikan menjadi organik dan sampah anorganik. Coba sebutkan contoh masing-masing 5 jenis sampah organik dan sampah anorganik.
4. Apa saja yang bisa kalian lakukan agar sampah organik dan anorganik menjadi barang yang berguna secara ekonomi. Masing-masing 3 manfaat
5. Coba sebutkan siapa saja yang mejadi produsen sampah (minimal 4 produsen).
6. Dampak apa saja yang ditimbulkan oleh sampah? (minimal 4 dampak)
7. Apa saja yang dihadapi kota-kota besar dalam mengelola sampah? (minimal 4 masalah)
II. Kerja Individual
Kebijakan dan langkah kerja apa saja yang akan kalian lakukan untuk mengelola sampah secara baik, benar dan damai, bila kalian terpilih menjadi Gubernur DKI ? Tuliskan minimal 3 halaman folio.

No Pertanyaan Skor Nilai (30)
1. Sampah adalah: ……………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
2. Sampah juga merupakan barang yang berguna, karena …………………...
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………

3. a. jenis sampah organik:
1…………………………………… 4. ……………………………………………….
2…………………………………… 5. ……………………………………………….
3………………………………………………………
b.jenis sampah anorganik
1. …………………………………… 4. ………………………………………………
2. …………………………………… 5. ………………………………………………
3. ……………………………………

4. Kegunaan/manfaat sampah organik
1.…………………………………………………………………………………………
2……………………………………………………………………………………………
3……………………………………………………………………………………………
Kegunaan/manfaat sampah anorganik
1……………………………………………………………………………………………
2……………………………………………………………………………………………
3……………………………………………………………………………………………

5. Produsen sampah:
1. …………………………………………………… 3. ………………………………
2. ……………………………………………………. 4. ………………………………
6. Dampak yang ditimbulkan oleh sampah:
1. …………………………………………………………………………………………
2. …………………………………………………………………………………………
3. …………………………………………………………………………………………
4. …………………………………………………………………………………………
7. Masalah yg dihadapi kota-kota besar dalam mengelola sampah:
1. …………………………………………………………………………………………
2. ………………………………………………………………………………………
3. …………………………………………………………………………………………
4. …………………………………………………………………………………………
Skor total:

Nama: ……………………………………………………… Korektor,
Kelas : ………………………………………………………













Suara Manado - 16/02/2007
http://www.suaramanado.com/view_berita.php?id=166
Print



________________________________________
Manado kaya, penduduknya miskin?.

Kemerdekaan suatu bangsa diukur dari kemampuan bangsa itu memenuhi pangan rakyatnya. Jadi bangsa yang miskin sesungguhnya tidak merdeka, demikia papar Prabowo Subianto anak begawan ekonomi Indonesia pada suatu acara diskusi pablik di Hotel Mercure Jakarta. Negara kita sesungguhnya kaya namun penduduknya miskin demikian papar Prabowa yang tidak segan-segan mengatakan memiliki leluhur di Tanah Toar Lumimuut.

Menurut analisa dari menantu mantan penguasa Indonesia Soharto ini memang sangat beralasan dan dapat dibuktikan. Tak jarang kita membanggakan diri bahwa negara kita memiliki kekayaan alam yang banyak dan memiliki sumber daya yang tak ternilai namun kenyataan masih banyak penduduk kita yang miskin. Menurut beliau dalam data statistik dari beberapa sumber ada lebih dari 18.000.000 keluarga miskin di negara ini. Dibandingkan dengan data statistik dari BPS dan BKKBN ada sekitar 72.000.000 orang di Indonesia yang miskin. Tak heran di Kota Tinutuanpun masih dijumpai penduduk yang miskin.

Menurut pantauan Suara Manado di beberapa apotek di kota ini, masih banyak didapati orang-orang yang tergolong miskin yang tidak sanggup membeli resep yang di berikan dokter untuk dibeli. Ada beberapa alasan mengapa mereka tidak beli semua obat yang di sarankan antara lain tidak cukup uang, obat-obat tertentu tidak sanggup untuk dibeli, dan alasan lain tidak terlalu yakin dengan obat yang diresepkan. Yang paling parah kejadian terjadi di Apotik Bakti Farma II di bilangan Jl.Sam Ratulangi Manado pada seorang ibu rumah tangga yang berdomisili di seputaran Kantor Telkom, Komo Manado. Raut wajah ibu sangat muram, di tambah warna pucat pada bagian mukanya menandakan dia sedang sakit.Setelah mendengar harga obat yang telah di hitung berdasarkan resep dokter, membuat ibu itu langsung merasa lemas dan tak kuasa untuk berdiri. Ibu itu mengambil resep dan memilah-milah mana obat yang sanggup dibelinya. Harganya terlalu tinggi dan menurut pantauan Suara Manado sebagian besar merek dagang dari obat itu bukan yang generik alias obat mahal. Ibu itu terpaksa hanya sanggup membeli beberapa obat sesuai dengan jumlah uang di dompetnya. Ternyata ibu harus merasah tidak lagi sakit soalnya obat yang seharusnya dibeli karena sakit yang diderita tidak sanggup dibelinya. Dia hanya berharap disembuhkan oleh iman saja karena yang dibeli tinggal vitamin melulu padahal obat intinya diabaikan.

Berbede dengan Ibu Ati yang tinggal di kawasan perumahan elit yang tidak mau memberitahukan identitasnya itu yang kelihatan orang berpendidikan. Sesama wanita dan naluri keibuan beliau merasa sangat tidak suka dengan cara beberapa dokter yang memberikan resep dengan tidak mempertimbangkan ekonomi seseorang. Menurut Ati, sebaiknya si dokter harus memberikan penjelasan tentang obat-obat yang akan dibelinya. Setidaknya si penderita bisa memutuskan jenis obat apa yang sanggup dibelinya tanpa menghilangkan kualitas dari obat itu. Kan pemerintah telah mensubsidi dengan obat Generik demikian papar Ati. Dia sangat kesal dengan ulah beberapa oknum dokter yang terlalu berpikir bisnis dan komersial tanpa mempertimbangkan pelayanan kepada masyarakat miskin. Dia menyarankan wadah perhimpunan para dokter IDI (Ikatan Dokter Indonesia) untuk tetap memantau akan kinerja dari para dokter agar tidak ada keluhan-keluhan dar masyarakat.

Untuk menjamin kemerdekaan suatu bangsa dan asas keadilan maka pemerintah perlu mengatur suatu sistim kesehatan yang lebih baik bagi masyarakat yang memiliki akuntabilitas yang tinggi. Ini perlu menjadi perioritas yang serius karena basih banyak penduduk Indonesia yang miskin dan tidak berpendidikan yang cukup.

Selain itu perlu juga ada informasi dan sosialisasi yang baik bagi masyarakat agar tidak terjebak pada kebodohannya. Memang siklus miskin dan kebodohan ini sangat sulit untuk ditentukan mana yang lebih dahulu diselesaikan. Bagaikan lingkaran setan namun lebih halus lagi lingkaran siklus ayam dan telur demikian papar Wakil Presiden Republik Indonesia Hj.M.J.Kalla pada suatu kesempatan di hotel Rad Top Jakarta.

0 komentar:

  • RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin

Search Site